Tradisi dan Upacara Adat Pantai Balekambang

Balekambang merupakan salah satu ikon wisata  yang terletak didaerah Kabupaten Malang, jarak pantai ini dari pusat kota Malang berjarak sekitar 65 km dan dapat ditempuh dalam waktu 2-3 jam.

Daya tarik pantai Balekambang ini dapat dilihat dari keindahan alamnya, seperti pasir pantai yang putih, airnya yang jernih seakan-akan mengajak kita untuk bermain air dipinggir pantai, ada juga batu karang yang bisa terlihat dibalik kejernihan air lautnya. Itulah alasan mengapa Pantai Balekambang selalu ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara.

Di Pantai Balekambang ini terdapat tiga batu karang besar yang disebut sebagai sebuah pulau oleh masyarakat setempat yaitu Pulau Anoman, Pulau Wisanggeni dan Pulau Ismoyo. Ketiga pulau ini terhubung langsung dengan pantai melalui jembatan. Panjang dari jembatan ini berjarak sekitar 150 meter.

Pulau Ismoyo berdiri sebuah Pura kokoh yang disebut sebagi Pura Amarta Jati, dan dipulau ini lah yang sering dijadikan tempat berlangsungnya upacara Surohan (Suro’an) dan upacara Jalanidhi puja.

Budaya dan tradisi ini merupakan bentuk dari rasa syukur masyarakat kepada Sang Maha Kuasa, atas limpahan rejeki dan keberkahan-Nya.

Larung Sesaji ini adalah suatu lrangkaian kegiatan untuk memperingati pergantian tahun dalam penanggalan jawa yakni 1 Suro. Kegiatan tersebut merupakan tradisi budaya leluhur masyarakat Jawa, yang telah dilakukan secara turun-temurun berabad yang lalu.

https://images.app.goo.gl/NDrYPCcJsGLZXBeM7

Selain itu ada Upacara Jalanidhi Puja, Upacara ini merupakan upacara suci dan sakral yang dilakukan umat Hindu sebelum Hari Raya Nyepi. Upacara ini bertujuan untuk membersihkan diri agar siap menyambut Hari Raya Nyepi

Upacara ritual suci yang diadakan sebagai pemujaan untuk Dewa Bharuna penguasa lautan sebagai manifestasinya Sang Hyang Widhi Wasa dengan tujuan memohon thirta amerta kamandalu (air suci kehidupan). Upacara ini melibatkan berbagai proses seperti Mendak Toya Anyar (pengambilan air suci), Upacara Tumpeng Robyong (persembahan kepada para penguasa), Ngiring Ida Batara (menyambut kehadiran Ida Batara) dan Prosesi Jolen, Tari Nata Mudra Karana (tari penyambutan), Ngaturang Sesaji (menghaturkan sesaji), Persembahyangan (acara inti), serta Larung Jolen (perosesi akhir upacara).

Ritual ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada para leluhur. Pada Prosesi pelarunagn jolen, didalamnya berisi pendapatan hasil bumi seperti Buah-buahan dan sayur-sayuran.

Salah satu bagian penting dari upacara ini adalah tarian “Nata Mudra Karana” yang hanya boleh ditampilkan oleh perempuan yang masih berstatus gadis. Tarian ini melambangkan perwujudan Dewa penjaga 9 penjuru arah. Tarian ini menjadi bagian penting dari kesakralan acara Jalanidhi Puja di Pura Amerthajati Balekambang.

Selain itu salah satu tempat sakral lain yang menjadi daya tarik wisatawan yaitu  Sumur Pitu (tujuh sumur alami). Sumur Pitu terletak di Pulau Wisanggeni yang dapat diakses dari jembatan. Sumur Pitu ini diyakini oleh masyarakat sekitar bahwa dapat membawa banyak manfaat, misalnya untuk ritual membersihkan jiwa raga, membuang sial, mendapat keberkahan dan keberuntungan.

Wijia Prasetya Ningrum

230402080022

Scroll to Top