Paradarma Budaya Harmonisasi Tarian Dolo-Dolo dan Parang

Kampus Universitas PGRI Kanjuruhan Malang baru saja menjadi saksi hidup dari keindahan budaya Nusantara melalui acara festival budaya bertajuk “Paradarma Budaya”. Salah satu sorotan utama acara ini adalah penampilan tarian yang menggabungkan dua tradisi tari dari wilayah berbeda, yaitu Tarian Dolo-Dolo yang di kolaboraikan dengan Tarian Parang.

Tarian Dolo-Dolo, yang berasal dari Nusa Tenggara Timur, dikenal dengan gerakannya yang dinamis dan sarat makna filosofis tentang kebersamaan dan semangat gotong royong. Sementara itu, Tarian Parang, yang berakar dari tradisi Jawa Timur, mengusung nilai kepahlawanan dan keberanian. Dalam Paradarma Budaya, kedua tarian ini dikolaborasikan dengan apik, menciptakan sebuah pertunjukan yang memukau para penonton.

“Kami ingin menampilkan harmonisasi budaya Indonesia yang beragam,” ujar Ketua Panitia Paradarma Budaya, Ibu Ratna Widyawati. Menurutnya, penggabungan Tarian Dolo-Dolo dan Parang adalah simbol dari persatuan dalam keberagaman yang menjadi ciri khas Indonesia.

Pertunjukan dimulai dengan gerakan khas Tarian Dolo-Dolo yang menggambarkan suasana kebersamaan masyarakat desa. Para penari mengenakan kain tenun khas daerah Timur yang menambah nilai estetika dan autentisitas. Suasana kemudian beralih menjadi lebih energik dengan gerakan khas Tarian Parang, yang melibatkan simulasi pertempuran dengan properti tongkat kayu sebagai simbol senjata tradisional.

“Kami berlatih selama tiga bulan untuk memadukan dua tarian ini,” kata Maria, salah satu penari yang terlibat dalam pertunjukan tersebut. “Kami ingin memastikan bahwa pesan dari masing-masing tarian tetap tersampaikan dengan baik.”

Tidak hanya masyarakat kampus, acara ini juga berhasil menarik perhatian masyarakat umum. Penonton yang hadir memberikan tepuk tangan meriah di akhir pertunjukan. “Ini adalah pengalaman yang luar biasa,” ujar Andi, salah satu penonton. “Saya merasa bangga melihat budaya kita ditampilkan dengan cara yang kreatif dan penuh makna.”

Festival Paradarma Budaya tidak hanya menampilkan tarian, tetapi juga berbagai kegiatan lainnya seperti pameran kerajinan tangan dan kuliner tradisional. Dengan keberhasilan acara ini, panitia berharap dapat menjadikannya agenda tahunan yang terus menyuarakan keindahan budaya Indonesia.

Kehadiran tarian Dolo-Dolo yang berpadu dengan Tarian Parang di Paradara Budaya menjadi bukti nyata bahwa warisan budaya dapat terus hidup dan relevan, sekaligus menjadi medium yang kuat untuk mempererat persatuan di tengah keragaman bangsa.

Edelina Batseran
200402080007

Scroll to Top