Malang, 9 Oktober 2025 — Suasana ruang H8 Gedung Multikultural Universitas PGRI Kanjuruhan Malang terasa penuh makna dan kehangatan saat Pak Gatot Sarmidi, dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), turut tampil membacakan puisi berjudul “Singgah Kayu” dalam acara Transisi Trotoar 2.0.
Acara yang digagas oleh mahasiswa PBSI ini menjadi wadah ekspresi seni dan sastra, di mana para peserta bebas menampilkan karya terbaik mereka, mulai dari pembacaan puisi, drama monolog, hingga musikalisasi puisi. Kehadiran Pak Gatot sebagai dosen pembimbing sekaligus penampil memberikan nuansa yang berbeda dan inspiratif bagi mahasiswa.
Berikut adalah Puisi karya Pak Gatot
SINGGAH KAYU
Panggung kecil dan warna merah
Goresan untukmu pada kanvas
Aku memandang tinggal memandang
Tingkap hati seribu makna
Ini adalah kisah malam
Rupa cerira menggonggong
Antara ranting-ranting jati
Hari-hari hati meranggas
Pada secangkir saja
Obrolan itu semakin jauh
Kenanga dan angsoka
Meruntuhkan langit
Tanpa bisik kata
Ini hanya sirah mumet
Memaksaku tersenyum
Tatkala rembulan tak sempat rebah
Peraduan melelahkan antara onggok kesibukan
Para pandai besi bekerja
Goceng pahat, goceng titik kluruk
Gedogwetan 7.10.2025
Dalam pembacaan puisinya, Pak Gatot menyampaikan pesan mendalam tentang perjalanan hidup, keteguhan, dan nilai kemanusiaan yang tersirat dalam metafora kayu sebagai simbol ketegaran dan keabadian. Pembacaan yang penuh penghayatan itu berhasil memukau seluruh audiens yang hadir.
“Karya sastra tidak hanya untuk dibaca, tetapi juga untuk dihidupi,” ungkap Pak Gatot seusai penampilan, menegaskan pentingnya peran sastra dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui Transisi Trotoar 2.0, mahasiswa PBSI Unikama menunjukkan bahwa sastra bukan sekadar teks, melainkan juga ekspresi budaya dan media refleksi diri. Kehadiran dosen dan mahasiswa dalam satu panggung menjadi bukti nyata kolaborasi akademik yang hidup di lingkungan Fakultas Bahasa dan Sastra.