“Ucapan Syukur Masyarakat Dayak, Atas Limpahan Rezeki”
Upacara adat Naik Dango adalah ritual tahunan yang dilaksanakan suku Dayak Kanayatn di Kalimantan Barat setelah masa panen. Tradisi ini dilakukan dan dilaksanakan, setahun sekali setiap tanggal 27 April yang bertempat di rumah betang Pontianak, atau di rumah adat khas Suku Dayak. Gemuruh tabuhan gendang dan sahutan tawa riang menggema di jantung hutan Kalimantan Barat. Masyarakat Dayak Kanayatn kembali merayakan tradisi tahunan mereka, yaitu Naik Dango. Upacara syukur ini menjadi momen yang sakral untuk menghormati Sang Pencipta atas berkah hasil panen padi yang melimpah.
Sejak pagi, warga dari berbagai penjuru desa berkumpul di rumah Betang, rumah adat khas Suku Dayak. Mereka membawa hasil bumi terbaik sebagai persembahan mereka, mulai dari beras ketan yang harum hingga ayam kampung yang gemuk. Suasana penuh suka cita langsung terasa begitu memasuki area perayaan tersebut.Puncak acara Naik Dango ditandai dengan prosesi membawa seikat padi hasil panen ke dalam dango, lumbung padi tradisional. Setiap kepala keluarga bergantian melakukan ritual ini sebagai simbol menyimpan rezeki untuk masa depan. Doa-doa dipanjatkan agar tahun depan hasil panen semakin berlimpah dan kehidupan masyarakat semakin sejahtera.
Selain itu, berbagai kegiatan menarik juga digelar. Seperti lomba menyanyi, tarian adat, tarian bujang dara, dan tarian-tarian lainnya. Selain tarian, ada juga bentuk pertunjukan musik tradisional. Anak-anak, remaja maupun orang dewasa, terlihat begitu antusias mengikuti lombalomba yang disediakan. Sementara itu, para orang tua sibuk mempersiapkan hidangan khas seperti lemang, manok pansuh, poe, tumpi, dange, lepet, dan berbagai bentuk jenis kue tradisional lainnya. “Naik Dango bukan hanya sekedar perayaan panen,” ujar Heri Saman salah seorang tetua adat. “Ini adalah momen untuk mempererat tali silaturahmi dan melestarikan budaya leluhur.”
Bapak Heri Saman, dan Karolin Margret Natasa juga turut hadir dalam acara tersebut untuk mengapresiasi semangat masyarakat Dayak dalam melestarikan tradisi. “Pemerintah daerah akan terus mendukung upaya pelestarian budaya Dayak, termasuk Naik Dango. Kita berharap tradisi ini dapat terus dilestarikan dan menjadi daya tarik wisata yang unik. Bapak Heri Saman juga mengajak masyarakat dengan adanya Naik Dango ini untuk mempererat tali silahturahmi sesama masayarakat suku dayak,” ujarnya.
Naik Dango bukan sekadar peristiwa budaya, tetapi juga menjadi ajang promosi potensi wisata Kalimantan Barat. Keunikan tradisi dan keindahan alamnya membuat banyak wisatawan tertarik untuk berkunjung dan menyaksikan langsung kemeriahan acara ini. Ada berbagai kutipan, atau komentar dari beberapa warga setempat dan wisatawan yang ikut hadir dalam acara tersebut dalam mencerminkan pandangan warga atau wisatawan tentang acara Naik Dango di Kalimantan Barat. Warga Dayak, memberi komentar bahwa acara yang dari turun temurun yaitu Naik Dango adalah momen yang sangat berarti, yang dimana hal ini bukan hanya tentang merayakan hasil panen saja, tetapi juga melestarikan tradisi dan mempererat tali persaudaraan di antara sesama dayak, karena tradisi ini mengajarkan pentingnya menjaga alam dan menghormati warisan budaya.
Tak kalah penting bahwa wisatawan juga turut hadir dalam memeriahkan acara Naik Dango tersebut, mereka begitu antusias, dan terkesan dengan keindahan dan kekayaan budaya yang telah ditampilkan dalam acara Naik Dango. Karena energi positif dari masyarakat Dayak, membuat pengalaman ini tak terlupakan, dan mereka juga merasa bahwa Naik Dango memberikannya wawasan baru tentang budaya Dayak. Wiasatawan-wisatawan yang berkunjung sangat mengharagai budaya kami, Kalimantan.
Warga lokal sendiri di setiap tahunnya sangat begitu menantikan acara Naik Dango. Karena mereka melihat bahwa banyaknya orang dayak berkumpul di rumah adat, dari berbagai daerah bergabung untuk menyaksikan acara Naik Dango tersebut. Rangkaian acara yang dilaksanan begitu meriah, karena adanya pertunjukan tarian, dan nyanyian yang membuat masyarakat, atau warga bisa antusias untuk merayakan bersama, acara tersebut. Tradisi ini juga sangat penting bagi generasi muda, agar lebih mengetahui pesona kearifan lokal di acara yang begitu bermakna, dan tahu tentang warisan budaya leluhur. Kutipan-kutipan ini begitu mencerminkan kebanggaan masyarakat dayak, dan apresiasi pengunjung terhadap tradisi seperti ini. Dengan semangat kebersamaan dan kegotongroyongan, masyarakat Dayak terus menjaga kelangsungan tradisi Naik Dango. Setiap satu tahun sekali, dan tepatnya di bulan April selalu diadakan acara Naik Dango, karena hal ini sebagai ungkapan rasa syukur kepada Jubata/Tuhan atas hasil panen selama setahun. Semoga tradisi ini dapat terus menginspirasi generasi muda untuk menghargai warisan budaya leluhur.
Mira Sartika
230402080006
Foto Tarian Dayak, di acara Naik Dango, 2022